LEMBAR PENULISAN ESAI
Nama Awardee Yusi Alusia
Kampus Universitas Bengkulu
YBM BRI Kanwil Bandar Lampung
MASA MUDA VS MASA DEPAN
PENDAHULUAN
Perkenalkan nama saya Yusi Alusia. Saya merupakan salah satu mahasiswi di Universitas Bengkulu jurusan Perpustakaan dan Sains Informasi angkatan 2019. Saya dilahirkan di sebuah kota yang dijuluki Bumi Raflesia tepatnya di desa Kebun Lebar pada tanggal 6 Agustus tahun 2000. Kegiatan yang saya senangi diantaranya mengajar TPQ, menulis, membaca dan berekreasi. Saya sangat bersyukur karena saya memiliki keluarga yang sederhana dan penuh kasih sayang. Selain itu saya dibesarkan dengan nilai-nilai religius, kesederhaan dan kemandirian.
Sejak duduk dibangku sekolah dasar saya dikenal sebagai anak yang cukup cerdas dan jujur. Penilaian adik saya terhadap saya yaitu sebagai kakak yang tegas, berprinsip dan berfikir untuk masa depan. Namun berbeda pandangan dengan kedua orang tua saya yang menilai saya sebagai anak yang rajin, tidak membebani orang tua dan patuh. Meskipun mereka memiliki pandangan baik terhadap saya, akan tetapi saya merasa bahwa diri saya masih perlu banyak belajar. Selain itu saya mengupayakan untuk bisa bermanfaat bagi orang-orang disekitar saya.
Saat dibangku sekolah dasar saya pernah mengikuti perlombaan bola voli, saat berada di bangku SMP saya dipilih oleh pihak sekolah mewakili perlombaan dalam rangka Olimpiade Matematika tingkat Kabupaten Bengkulu Utara dan saat SMA saya pernah mengikuti lomba Olimpiade Sains mewakili sekolah dan saya juga pernah mendapatkan juara 3 cabang perlombaan hafalan al-qur’an. Ketika saya duduk di bangku SMA kelas 2, saya juga pernah mengikuti perlombaan cabang olahraga Basket mewakili sekolah dalam rangka HUT RI ke-73.
Masa-masa SMA telah saya lalui hingga saya beranjak ke jenjang pendidikan selanjutnya. Saya mencoba mengikuti tes SBMPTN untuk masuk kesalahsatu Perguruan Tinggi yang saya impikan. Dengan usaha serta doa dari dari kedua orang tua saya, akhirnya Tuhan memberikan pilihan terbaik-Nya kepada saya sehingga saya diterima di Universitas Bengkulu melalui jalur SBMPTN Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, jurusan Perpustakaan dan Sains Informasi. Alasan saya memilih jurusan ini karena saya ingin menambah wawasan saya dan mengasah bakat saya dalam bidang perbukuan dan sains.
Disela-sela kesibukan perkuliahan, saya mengikuti beberapa organisasi di kampus di antaranya Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian, Intelectual Muslim Community (IMC) FISIP, FORSEI FISIP dan Student Leadership Education (SLE). Selain itu saya juga mengajar anak-anak TPQ maupun privat mengaji. Saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa di organisasi yang pernah saya ikuti. Saya belajar banyak hal mulai dari kepemimpinan, memanagement waktu, mendapatkan teman bahkan keluarga di tanah rantau dan juga menambah wawasan yang tidak saya dapatkan saat belajar di ruangan kelas. Saya juga pernah mendapatkan juara 3 cabang perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat mahasiswa Fakultas ISIP tahun 2019.
Visi hidup saya yang pertama adalah membahagiakan orang tua serta menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang-orang di sekitar saya. Visi saya selanjutnya adalah menjadi seorang muslim yang berwawasan serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan saya. Selanjutnya saya ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses, jujur dan amanah. Alasan saya ingin menjadi pengusaha yang sukses dan berpenghasilan besar karena saya berfikir dengan memiliki perekonomian yang baik saya bisa mendirikan yayasan belajar al-qur’an gratis bagi anak-anak yang ingin belajar al-qur’an dan juga saya ingin membantu orang-orang di sekitar saya yang membutuhkan serta bisa mewujudkan cita-cita orang tua saya untuk beribadah di tanah suci Mekkah. Dengan menjadi pengusaha sukses, saya berharap bisa memberikan lowongan pekerjaan bagi orang-orang yang membutuhkan pekerjaan sehingga bisa mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Dengan ini saya belajar untuk bisa bermanfaat bagi orang di sekitar saya baik keluarga, masyarakat maupun bangsa. Itulah beberapa visi hidup saya, semoga dapat di raih dengan usaha, kerja keras dan doa dari orang tua saya.
ISI
Berbicara tentang pemuda berarti kita berbicara bagaimana peran kita untuk bisa mewujudkan Indonesia untuk lebih baik lagi ke depannya. Pemuda menjadi tonggak peradaban bangsa dimana seorang pemuda harus mampu memiliki sikap peduli terhadap keadaan Indonesia saat ini. Pemuda merupakan tiang dari berdirinya sebuah negara, jika ingin melihat kokohnya sebuah negara maka lihatlah pemudanya. Jika pemudannya hanya memikirkan urusan pribadi atau pemuda yang baperan “bawa perasaan” maka bisa dikatakan sebuah negara itu akan hancur. Sebaliknya jika didalam sebuah negara memiliki pemuda yg cerdas secara intelektual maupun religius akan menjadikan sebuah negara itu berdiri dengan kokoh karena pemudanya ialah pemuda yang berkualitas. Seperti yang dikatakan oleh presiden pertama kita Ir Soekarno Hatta dalam pidato nya “ Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Dasar pemikiran Soekarno diatas ada dua. Pertama, kelompok pemuda adalah salah satu fase kehidupan dimana seorang mencari jati diri dan memiliki karakter yang ideal sebagai barisan pendobrak. Yaitu: Pantang menyerah, anti kepamapanan, teguh pada prinsip, dan giat berkomunitas. Kedua sejarah dunia mencatat kelompok pemuda sebagai icon perubahan zaman. Setiap fase perubahan tertata kehidupan di muka bumi ini cenderung didominasi kemunculannya oleh beberapa aktivitas kelompok pemuda (dikutip dari KOMPASIANA.COM)
Pemuda yang merupakan motor (penggerak) aktif sosial masyarakat adalah individu-individu potensial untuk dibentuk dan digarap sebagai objek sekaligus subjek serta merupakan mata rantai yang menghubungkan masa sekarang dan masa depan. Persepsi pemuda bukanlah suatu kata yang pengertiannya semata bergantung pada indikator usia. Pemuda adalah pengertian yang lebih tepat untuk menunjukkan kualitas dan semangat, peranan pemuda pada masa itu selalu menempati posisi yang menentukan proses sosial politik dalam Negara dan masyarakat. (dikemukakan oleh Ben Anderson seorang Sejarawan dan pakar politik dunia dan Andi Suwirta salah satu Dosen Hukum di Universitas Pendidikan Indonesia).
Kita bisa melihat situasi Indonesia saat ini dimana peran pemuda sebagi Agent of Change yang seharusnya membawa perubahan bangsa dan negara kedepannya menjadi lebih baik justru membuat negara makin merosot karena moral pemuda yang rusak. Seperti yang dikemukakan oleh para ahli yaitu Agent of Change adalah seseorang atau individu yang memiliki tugas untuk dapat memberikan perubahan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar (dikemukakan oleh Rahmia, 2014).
Selain itu kita bisa melihat dimana kasus yang terjadi seorang murid yang dimarah guru dan kemudian murid itu melaporkan kepada kedua orang tuanya sehingga guru itu masuk penjara. Seperti “Kisah Guru Cubit Siswa yang Berujung Penjara, Guru Samhudi Divonis Tiga Bulan”
Samhudi, guru SMP Raden Rahmat, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur, divonis 3 bulan penjara dengan masa percobaan enam bulan dalam sidang putusan di Pengadilan Negeri Sidoarjo, Kamis (4/8/2016). (Dikutip dari TRIBUNNEWS.COM, Kamis, 4 Agustus 2016 21:14 WIB).
Ada lagi kejadian dimana kyai ditendang oleh aparat kepolisian dikerenakan kyai itu ingin sholat di masjid saat kondisi covid. Selain itu kita bisa melihat pelecehan seksual dimana-mana , aktivitas pacaran yang merajalela, tempat hiburan klub-klub malam serta tempat tongkrongan anak muda zaman kini.
“Pendidikan nasional yang demokratis dan berkualitas untuk menghapus karakter bangsawan, kreatif, inovatif, paradigma nasional, cerdas, sehat, disipilin dan bertanggung jawab , terampil dan menguasai teknologi.” (Fauzi, F.,Arianto, I.,Solihatin,2013)
Saat ini moral bukan menjadi hal yang penting dikalangan remaja karena keegoisan dan kepentingan pribadi sehingga mereka melanggar norma kemanusian dan juga menurunnya sikap religius yang seharusnya ada pada pada diri setiap remaja atau pemuda di Indonesia. Banyak kasus yg terjadi di Indonesia tentang situasi merosotnya moral pemuda diantaranya aksi-aksi heroik di lapangan yang menimbulkan kerusuhan bahkan menumpahkan darah antar sesama, perilaku seks yang membuat pemuda menjadi budak nafsu tanpa berfikir panjang akibat dari apa yang telah mereka lakukan. Selain itu maraknya kasus pencurian motor/curanmor diberbagai daerah yang disebabkan merosotnya moral pemuda dan bangsa hingga kasus pembegalan atau klitih. Seperti kasus ”Saat Remaja 14 Tahun Pimpin Kelompok Begal di Bandara Soekarno-Hatta”
Adi Ferdian Saputra mengatakan, otak di balik kasus pembegalan di Bandara Soekarno-Hatta baru berusia 14 tahun berinisial AS. Dia menantang para tersangka lain yang berusia jauh di atas mereka untuk melakukan pembegalan. "Dia bilang 'Begal yuk, kalau enggak begal cabut nih,' mengajak rekannya yang sudah dewasa," ujar Adi. (Dikutip dari TANGERANG, KOMPAS.com, Selasa, 28 Juli 2020 | 09:54 WIB).
Selain itu yang tidak asing lagi ditelinga kita bahwa kasus narkoba sudah merajalela dikalangan pemuda akibat dari berbagai faktor salah satunya kurang pendidikan moral yang diberikan oleh kedua orang tua kepada anaknya atau bahkan kurangnya perhatian seorang guru terhadap muridnya. Seperti kasus “29 Pemuda Satu Kampung Diamankan Polisi, 19 Orang Positif Narkoba dan 10 Orang Beli Sabu”
Jumat (17/1/2020), polisi mengamankan 29 pemuda di Desa Ampai, Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung sekitar pukul 10.00 WIB. Dari hasil pemeriksaan dan tes urine, 19 orang dinyatakan positif mengonsumsi narkoba. Sementara 10 orang dinyatakan negatif. Dikutip dari (KOMPAS.com, 21/01/2020, 08:18).
Bukan hanya itu Indonesia saat ini krisis sosial dimana kita bisa melihat bahwa banyak diantara pemuda sudah tidak peduli lagi dengan keadaan disekitarnya bahkan tidak bersosialisasi dengan masyarakat. Hal itu juga disebabkan oleh pengaruh dari semakin majunya IPTEK yang digunakan secara berlebihan tanpa memilah baik buruknya pengaruh teknologi maupun sosial media. Salah satunya kecanduan game online seperti pada kasus “Dua Remaja Bekasi Alami Gangguan Jiwa Akibat Kecanduan Gim HP”.
Dua remaja dikabupaten Bekasi, Jawa Barat diduga kecanduan gim (game) ditelepon seluler sehingga mengalami gangguan kejiwaan. (Dikutip dari Jakarta,CNN Indonesia, Kamis 17/10/2019 11:48).
PENUTUP
Menurut pandangan saya terhadap problematika yang terjadi sekarang adalah kita sebagai generasi muda harus menjadi Agent of Change yang akan membawa perubahan agar kemerosotan moral dapat dihindari. Semua itu dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan sejak usia dini dari lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
Masa sekarang akan menentukan nasib kita di masa depan maka gunakanlah masa sekarang untuk melakukan hal-hal bermanfaat untuk hari ini danhari esok. Masa muda adalah masa untuk belajar, mengasah kemampuan dan masa untuk memperjuangkan cita-cita karena seorang pemuda harus berfikir kedepan dan mampu menjadi pemimpin masa depan dengan kemampuan yang dimillikinya dan bisa menjadi contoh yang baik untuk generasi sebelumnya agar lebih baik daripada generasi setelahnya. Jangan jadi pemuda yang loyo! yang hanya memikirkan ego sendiri. Pemuda harus tahu bahwa Indonesia sekarang sedang tidak baik-baik saja, dimana moral sudah terkikis yang menyebabkan terjadinya kasus-kasus yang tidak di Inginkan. Kuatkan tekad dalam diri, hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Habiskan gagal mu dimasa mudamu agar bisa menghabiskan suksesmu dimasa depanmu.
Adapun kontribusi saya untuk negeri adalah:
1. meningkatkan literasi dengan mendirikan tempat baca gratis.
2. Mendirikan yayasan belajar gratis bagi kurang mampu.
4. Mengadakan event dan penyuluhan kepemudaan bersama dengan pihak kampus diberbagai intsansi atau sekolah.
5. Mengadakan parenting motivasi untuk pemuda.
6. Mengadakan tongkrongan yang berbau kebangsaan, mengasah bakat, kemampuan serta publick speaking.
Disclaimer: Dengan ini, saya menyatakan bahwa tulisan di atas adalah karya saya pribadi. Saya bertanggung jawab penuh terhadap isinya serta menjamin orisinalitasnya dan bukan plagiat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar